AS dan Sekutu Siap Tanggapi Jika Rusia Invasi Ukraina
By Admin
nusakini.com - Internasional - Seusai pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov hari Jumat (21/1), Menteri Luar Negeri Antony Blinken kembali menggarisbawahi kesiapan Amerika dan sekutu-sekutunya untuk menanggapi jika Rusia menginvasi Ukraina.
“Jika salah satu pasukan militer Rusia bergerak melintasi perbatasan Ukraina, ini adalah invasi baru. Hal ini akan ditanggapi dengan tanggapan yang cepat, tegas dan bersatu dari Amerika dan mitra, serta sekutu kami,” tegas Blinken pada wartawan setelah pertemuan itu.
Hal senada juga ditegaskan juru bicara Gedung Putih Jen Psaki dalam konferensi pers di Gedung Putih hari Jumat (21/1).
Pihak Barat menutut Rusia agar menarik pasukan dan senjatanya dari perbatasannya dengan Ukraina. Sementara Rusia mendorong NATO untuk membatasi operasinya di bagian timur dan tengah Eropa, dan menuntut agar aliansi militer Barat menolak keanggotaan Ukraina.
Kedua diplomat senior itu melangsungkan pertemuan selama 90 menit, yang keempat kalinya dalam beberapa hari terakhir di mana pejabat Amerika dan Rusia terlibat dalam pembicaraan langsung. Sebelum melangsungkan pembicaraan, masing-masing pihak mengatakan tidak mengharapkan adanya terobosan berarti.
Blinken mengatakan Amerika dan sekutunya siap untuk menjawab keprihatinan Rusia, tetapi memperingatkan bahwa mereka tidak akan tunduk pada isu untuk membela Ukraina jika Rusia tetap melakukan invasi.
“Saya sekali lagi menekankan pada (Menlu) Lavrov bahwa masalah keamanan yang disampaikan Rusia dalam beberapa pekan ini, Amerika bersama sekutu dan mitra kami siap mencari cara yang mungkin untuk menjawab hal itu dengan semangat timbal balik, yang secara sederhana berarti Rusia juga harus menjawab keprihatinan kami,” tegas Blinken.
Ditambahkannya, “Ada beberapa langkah yang dapat kami ambil, yang dapat kita semua ambil – termasuk Rusia – untuk meningkatkan transparansi, mengurangi risiko dan meningkatkan kendali senjata, serta membangun kepercayaan.”
Berbicara dalam konferensi pers itu, Lavrov mengatakan pertemuan itu “konstruktif dan bermanfaat” dan kembali membantah bahwa Rusia berniat menginvasi Ukraina. Ia juga menegaskan pentingnya jaminan keamanan, antara lain agar Ukraina tidak bergabung dengan NATO – aliansi militer berumur lebih dari 70 tahun yang dibentuk setelah Perang Dunia Kedua.
Blinken mengatakan Amerika dan sekutu-sekutunya tidak yakin dengan penegasan Lavrov bahwa Rusia tidak berencana menyerang Ukraina, dengan mengatakan “kami melihat apa yang dilihat semua orang.” Blinken mendesak Rusia untuk menarik mundur pasukannya dari perbatasannya dengan Ukraina untuk membuktikan pernyataannya itu.
Lavrov mencatat bahwa Ukraina telah menerima bantuan dari negara-negara Barat, termasuk kiriman senjata dari Inggris. “Tidak ada yang menyembunyikan fakta bahwa senajta telah diserahkan pada Ukraina, bahwa ratusan instruktur militer berbondong-bondong ke Ukraina sekarang ini,” ujar Lavrov.
Lebih jauh Lavrov mengatakan pembicaraan akan berlanjut terkait tuntutan keamanan Rusia, dan ia menyampaikan harapan pada Bliken bahwa emosi tentang Ukraina akan mereda dan Presiden Vladimir Putin siap berkomunikasi kembali dengan Presiden Joe Biden.
Blinken mengatakan pertemuannya dengan Lavrov “bukan negosiasi, tetapi sebagai ajang saling menyampaikan secara terbuka dan jujur soal keprihatinan dan ide masing-masing.” [*]